Wednesday 1 May 2013

Perkataan non muslim tentang Al Quran

Apa kata mereka (Non-Muslim) tentang Al-Qur'an..
Berikut bebera[a pendapat tokoh – tokoh non muslim tentang AL- QUR’AN :

Bismillah Walhamdulliah,, salam persaudaran yang terikat dalam satu keyakinan iman berucapkan syahadat, berikrarkan perbuatan. setelah bebrapa waktu telah saya lewati, dan pada saat yang bersamaan itu pula, forum bagi para penghafal mulai renggang saya isi. untuk hari ini saya sempatkan untuk memkaji beberapa tema diskusi yang sudah sepantasnya kita kedepankan sebagai umat yang perduli dengan keagungan al-Qur'an.
seperti telah kita tahu, al-Qur'an adalah salah satu karya tuhan kita yang paling sempurna. hingga kesempurnaan itu Allah lebih sempurnakan dengan sebutan mukjizat bagi Rasul dambaannya. al-Qur'an dengan adanya sudash merupakan hal terluar biasa yang pernah ada di dunia, karena tanpa kita sadari dari sejak awal qur'an diturunkan, telah dihiasi dengan berbagai hikmah dan keagungan. keagungan al-qur'an tidak hanya di akui oleh hanya orang muslim seperti kita. ternyata di luar non muslimpun mengakui akan keaguangan Al-Qur'an. oleh karena itu sengaja saya kemukakan disini beberapa pedapat orang non-muslim terhadapa keaguangan al-Qur'an. berikut penuturannya :
1. Harry Gaylord Dorman dalam buku “Towards Understanding
lslam”, New York, 1948, p.3, berkata: “Kitab Qur’an ini
adalah benar-benar sabda Tuhan yang didiktekan oleh Jibril,
sempurna setiap hurufnya, dan merupakan suatu mukjizat yang
tetap aktual hingga kini, untuk membuktikan kebenarannya
dan kebenaran Muhammad.”
Prof. H. A. R. Gibb dalam buku “Mohammadanism”, London,
1953, p. 33, berkata sebagai berikut: “Nah, jika memang
Qur’an itu hasil karyanya sendiri, maka orang lain dapat
menandinginya. Cobalah mereka mengarang sebuah ungkapan
seperti itu. Kalau sampai mereka tidak sanggup dan boleh
dikatakan mereka pasti tidak mampu, maka sewajarnyalah
mereka menerima Qur’an sebagai bukti yang kuat tentang
mukjizat.”
Sir William Muir dalam buku “The Life of Mohamet”,
London, 1907; p. VII berkata sebagai berikut: “Qur’an
adalah karya dasar Agama Islam. Kekuasaannya mutlak dalam
segala hal, etika dan ilmu pengetahuan.”
DR. John William Draper dalam buku “A History of the
intelectual Development in Europe”, London, 1875, jilid 1 ,
p. 343-344, berkata: “Qur’an mengandung sugesti-sugesti dan
proses moral yang cemerlang yang sangat berlimpah-limpah;
susunannya demikian fragmenter, sehingga kita tidak dapat
membuka satu lembaran tanpa menemukan ungkapan-ungkapan
yang harus diterima oleh sekalian orang. Susunan fragmenter
ini, mengemukakan teks-teks, moto dan peraturan- peraturan
yang sempurna sendirinya, sesuai bagi setiap orang untuk
setiap peristiwa dalam hidup.”
DR. J. Shiddily dalam buku “The Lord Jesus in the
Qur’an”, p. 111 , berkata: “Qur’an adalah Bible kaum
Muslimin dan lebih dimuliakan dari kitab suci yang manapun,
lebih dari kitab Perjanjian Lama dan kitab perjanjian
Baru.”
2. Laura Vaccia Vaglieri dalam buku “Apologie de
I’Islamism, p. 57 berkata: “Dalam keselu-ruhannya kita
dapati dalam kitab ini, suatu koleksi tentang kebijaksanaan
yang dapat diperoleh oleh orang-orang yang paling cerdas,
filosof-filosof yang terbesar dan ahli-ahli politik yang
paling cakap… Tetapi ada bukti lain tentang sifat Ilahi
dalam Qur’an, adalah suatu kenyataan bahwa Qur’an itu tetap
utuh melintasi masa-masa sejak turunnya wahyu itu hingga
pada masa kini…Kitab ini dibaca berulang-ulang oleh orang
yang beriman dengan tiada jemu-jemunya. Keistimewaannya
pula, Qur’an senantiasa dipelajari/dibaca oleh anak-anak
sejak sekolah tingkat dasar hingga tingkat Profesor. “
“Sebaliknya malah karena diulang- ulang ia makin dicintai
sehari demi sehari. Qur’an membangkitkan timbul-nya
perasaan penghormatan dan respek yang mendalam, pada diri
orang yang membaca dan mendengarkannya…. Oleh karena itu
bukan dengan jalan paksaan atau dengan senjata, tidak pula
dengan tekanan mubaligh-mubaligh yang menyebabkan penyiaran
Isiam besar dan cepat, tetapi oleh kenyataan bahwa kitab
ini, yang diperkenalkan kaum Muslimin kepada orang-orang
yang ditaklukkan dengan kebebasan untuk menerima atau
menolaknya adalah kitab Tuhan. Kata yang benar, mukjizat
terbesar yang dapat diperlihatkan Muhammad kepada orang
yang ragu dan kepada orang yang tetap berkeras kepala.”
Prof. A. J. Amberry, dalam buku “De Kracht van den
Islam”, hlm. 38, berkata: “Qur’an ditulis dengan gaya tak
menentu dan tidak teratur, yang menunjukkan bahwa
penulisnya di atas segala hukum-hukum pengarang manusia.”
G. Margoliouth dalam buku “Introduction to the Koran”
(kata pendahuluan untuk buku J. M. H. Rodwell), London,
1918, berkata: “Diakui bahwa Our’an itu mempunyai kedudukan
yang penting diantara kitab-kitab Agama di dunia. Walau
kitab ini merupakan yang terakhir dari kitab-kitab yang
termasuk dalam kesusasteraan ini, ia tidak kalah dari yang
mana pun dalam effeknya yang mengagumkan, yang telah
ditimbulkannya terhadap sejumlah besar manusia yang telah
menciptakan suatu phase kemajuan manusia dan satu tipe
karakter yang segar.”
3. George Sale dalam buku “Joseph Charles
Mardrus-Premilinary Discourse”, berkata: “Di seluruh dunia
diakui bahwa Qur’an tertulis dalam bahasa Arab dengan gaya
yang paling tinggi, paling murni….diakui sebagai standard
bahasa Arab… dan tak dapat ditiru oleh pena manusia…
Oleh karena itu diakui seba gai mukjizat yang besar, lebih
besar daripada membangkitkan orang mati, dan itu saja sudah
cukup untuk meyakinkan dunia bahwa kitab itu berasal dari
Tuhan.” 10. E. Denisen Ross dari “Introduction to the
Koran-George Sale”, p. 5, berkata: “Qur’an memegang peranan
yang lebih besar terhadap kaum Muslimin daripada peranan
Bible dalam agama Kristen. Ia bukan saja merupakan sebuah
kitab suci dari kepercayaan mereka, tetapi juga merupakan
text book dari upacara agamanya dan prinsip-prinsip hukum
kemasyarakatan…..Sungguh sebuah kitab seperti ini patut
dibaca secara meluas di Barat, terutama di masa-masa ini,
di mana ruang dan waktu hampir telah dipunahkan oleh
penemuan-penemuan modern.”
4. James A. Michener dalam “Islam the Misun-derstood
Religion Readers Digest”, Mei 1955, berkata sebagai
berikut: “Berita Qur’an inilah yang mengusir patung–patung
dewa, dan memberikan ilham kepada manusia untuk
merevolusikan hidup dan bangsa mereka…. Kombinasi antara
persembahan kepada Satu Tuhan ditambah dengan perintah
prakteknya yang membuat Qur’an menjadi khas. Bangsa yang
beragama di Timur yakin bahwa negara mereka hanya akan
diperintah dengan baik apabila hukum–hukumnya sejalan
dengan Qur’an.
5. W.E. Hocking dalam “Spirit of World Politics -New York
32″, p. 461 , berkata: “…saya merasa benar dalam
penegasan saya, bahwa Qur’an berisi amat banyak
prinsip-prinsip yang diperlukan untuk pertumbuhannya
sendiri. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa hingga
pertengahan abad ke-13, Islamlah pembawa segala apa yang
tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.”
Napoleon Bonaparte

Dari “Stanislas Cuyard-Ency des Sciences Religioses”, Paris, 1880, jilid IX, p. 501 berkata sebagai berikut: ” Selama abad-abad pertengahan, sejarah Islam peradaban sepenuhnya. Berkat keuletan kaum Musliminlah maka ilmu pengetahuan dan falsafah Yunani tertolong dari kebinasaan, dan kemudian datang membangunkan dunia Barat serta membangkitkan gerakan intelektual sampai pada pembaruan Bacon. Dalam abad ke-7 dunia lama itu sedang dalam sakaratulmaut. Muhammad memberi kepada mereka sebuah Qur’an yang rnerupakan titik tolak ke arah dunia baru.”

Dari buku “Bonaparte et I’Islarn oleh Cherlifs, Paris, p. 105, berkata sebagai berikut: “I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur’an wich alone can lead men to happiness. Artinya: Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip–prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur’an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.

gimna sobat,,, sudahkah anda lebih mantap untuk melangkah... bissmillah....

No comments: